Minggu, 28 Desember 2008
penelitian
Dengan 33 mata pelajaran yang telah ditetapkan pada rendah karbohidrat, tinggi protein, lemak tinggi diet bertemu secara terpisah dengan diet terdaftar sebelum awal program pemerintah pusat untuk meninjau fitur diet (tersedia sebagai Supplementary Lampiran 1 penuh dengan teks ini artikel di http://www.nejm.org), yang melibatkan membatasi asupan karbohidrat tanpa membatasi konsumsi lemak dan protein. Selama dua minggu, asupan karbohidrat dibatasi sampai 20 g per hari, kemudian meningkat secara bertahap sampai yang stabil dan berat yang diinginkan tercapai. Setiap mata pelajaran yang diberikan salinan Dr Atkins' New Diet Revolution, dengan rincian 10 yang Atkins diet program. Mata pelajaran yang diinstruksikan untuk membaca buku dan mengikuti diet seperti yang dijelaskan.
Diet konvensional
30 mata pelajaran yang telah ditetapkan pada diet konvensional juga bertemu dengan seorang ahli diet terdaftar sebelum memulai program untuk memeriksa komponen yang tinggi karbohidrat, rendah lemak, diet rendah kalori (1200 ke 1500 kcal per hari untuk perempuan dan untuk 1500 1800 kcal per hari untuk pria, dengan sekitar 60 persen dari kalori dari karbohidrat, 25 persen dari lemak, dan 15 persen dari protein) dan untuk menerima petunjuk tentang penghitungan kalori. Mata pelajaran yang diberikan salinan yang PELAJARI Program untuk Weight Management, 17, yang menyediakan 16 pelajaran yang meliputi berbagai aspek kontrol berat. Dengan nutrisi informasi dalam manual ini konsisten dengan diet rekomendasi yang diberikan oleh ahli diet dan belajar dengan Departemen Pertanian Makanan Panduan Pyramid.18 Subjek telah diminta untuk membaca manual dan mengikuti program ini seperti yang dijelaskan.
Hasil
Berat badan diukur dengan menggunakan skala calibrated (Detecto 6800, Kardinal), sedangkan mata pelajaran yang memakai pakaian yang ringan dan tidak ada sepatu di garis dasar dan pada bulan 2, 4, 8, 12, 16, 20, 26, 34, 42, dan 52. Tekanan darah dan air kencing juga dinilai ketones di garis dasar dan pada bulan 2, 4, 8, 12, 16, 20, 26, 34, 42, dan 52. Sampel darah yang diperoleh setelah mata pelajaran berpuasa bermalam di garis dasar dan pada 3, 6, dan 12 bulan untuk menentukan serum lipoprotein konsentrasi. Secara lisan-glukosa toleransi test telah dilakukan di garis dasar dan pada 3, 6, dan 12 bulan. Setelah mata pelajaran berpuasa semalam, sampel darah yang diperoleh untuk pengukuran plasma glukosa dan insulin konsentrasi sebelum dan 30, 60, 90, dan 120 menit setelah lisan administrasi dari 75-g glukosa beban. Selain itu, sensitivitas insulin, berdasarkan puasa plasma glukosa dan insulin konsentrasi, dinilai dengan menggunakan kuantitatif insulin-sensitivitas memeriksa index16: 1 ÷ [(log puasa tingkat insulin serum, di microunits per milliliter) + (log puasa tingkat gula, di milligrams per deciliter)].
Analisis Sampel
Serum total kolesterol, tinggi kepadatan lipoprotein (hdl) kolesterol, triglyceride dan konsentrasi yang assayed menurut prosedur yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan dan Nasional Jantung, Paru, dan Darah Institute.19 yang rendah kepadatan lipoprotein (LDL) kolesterol konsentrasi dihitung sesuai dengan Friedewald formula20 dalam semua kecuali satu mata pelajaran, yang dulu triglyceride konsentrasi yang lebih besar dari 400 mg per deciliter (4,52 mmol per liter). Plasma insulin diukur oleh radioimmunoassay, dan plasma glukosa oleh glucose oxidase autoanalyzer (Yellow Springs Instrumen). Kawasan di bawah curve (AUC) untuk plasma glukosa dan konsentrasi untuk konsentrasi insulin telah calculated.21 urinary ketone konsentrasi diukur dengan dipsticks (Ketostix 2880, Bayer) dan karakteristik dichotomously sebagai negatif (0 mg per deciliter) atau positif (5 sampai 100 mg per deciliter).
Analisis Statistik
Analisa dinyatakan tidak ada perbedaan efek penelitian di situs berat badan atau attrition di 3, 6, atau 12 bulan, sehingga data pada semua mata pelajaran yang dianalisis bersama. J t-test untuk sampel independen digunakan untuk menilai perbedaan dasar-line variabel antara kelompok. Dua set analisis dilakukan. Utama analisis adalah diulang-langkah analisis perbedaan yang dasar-baris nilai dilakukan ke depan dalam kasus data hilang. Dalam sebuah analisis kedua, sebuah analisis covariance (di mana awal bobot yang covariates) telah digunakan untuk memeriksa perubahan dalam garis berat dari dasar sampai akhir kajian, bagi mereka yang menyelesaikan studi, atau pada saat terakhir tindak atas kunjungan, bagi mereka yang tidak menyelesaikan studi. J chi-square analisis dilakukan untuk menentukan perbedaan antara kelompok mutlak dalam variabel, dan correlations positif dengan variabel yang dinilai dengan koefisien Spearman's rho. Triglyceride nilai tidak biasanya didistribusikan, jadi log-transformasi nilai-nilai yang dianalisis. Disajikan sebagai hasil perubahan persen untuk memfasilitasi interpretasi klinis, meskipun semua analisis yang terlibat dan nilai-nilai mutlak dilakukan dengan menggunakan software SPSS (versi 11,0) .22
Hasil
Bobot
Dalam analisis yang sesuai nilai-nilai dasar yang dibawa maju dalam hal nilai-nilai yang hilang, pada kelompok rendah karbohidrat diet signifikan telah kehilangan lebih berat dibandingkan dengan pada kelompok konvensional di diet 3 bulan lalu (P = 0,001) dan 6 bulan (P = 0,02), tetapi perbedaan dalam berat badan statistik tidak signifikan pada 12 bulan lalu (P = 0,26)
Rendah Carbohydrate Diet
Dengan 33 mata pelajaran yang telah ditetapkan pada rendah karbohidrat, tinggi protein, lemak tinggi diet bertemu secara terpisah dengan diet terdaftar sebelum awal program pemerintah pusat untuk meninjau fitur diet (tersedia sebagai Supplementary Lampiran 1 penuh dengan teks ini artikel di http://www.nejm.org), yang melibatkan membatasi asupan karbohidrat tanpa membatasi konsumsi lemak dan protein. Selama dua minggu, asupan karbohidrat dibatasi sampai 20 g per hari, kemudian meningkat secara bertahap sampai yang stabil dan berat yang diinginkan tercapai. Setiap mata pelajaran yang diberikan salinan Dr Atkins' New Diet Revolution, dengan rincian 10 yang Atkins diet program. Mata pelajaran yang diinstruksikan untuk membaca buku dan mengikuti diet seperti yang dijelaskan.
iet konvensional 30 mata pelajaran yang telah ditetapkan pada diet konvensional juga bertemu dengan seorang ahli diet terdaftar sebelum memulai program untuk memeriksa komponen yang tinggi karbohidrat, rendah lemak, diet rendah kalori (1200 ke 1500 kcal per hari untuk perempuan dan untuk 1500 1800 kcal per hari untuk pria, dengan sekitar 60 persen dari kalori dari karbohidrat, 25 persen dari lemak, dan 15 persen dari protein) dan untuk menerima petunjuk tentang penghitungan kalori. Mata pelajaran yang diberikan salinan yang PELAJARI Program untuk Weight Management, 17, yang menyediakan 16 pelajaran yang meliputi berbagai aspek kontrol berat. Dengan nutrisi informasi dalam manual ini konsisten dengan diet rekomendasi yang diberikan oleh ahli diet dan belajar dengan Departemen Pertanian Makanan Panduan Pyramid.18 Subjek telah diminta untuk membaca manual dan mengikuti program ini seperti yang dijelaskan.
Gambar 1.
Rata-rata (± SE) Persen Perubahan Berat di antara Subjek-Carbohydrate Diet rendah dan orang-orang di Konvensional (rendah kalori, tinggi Carbohydrate) Diet, Menurut sebuah Analisis di mana-Line Berdasarkan Nilai Were Carried Forward dalam Kasus hilang Nilai (Panel A) atau Analisis Data yang disertakan pada Subjects Siapa yang Selesai Studi dan data yang diperoleh pada waktu yang Terakhir Tindak lanjut Kunjungi bagi orang-orang yang Tahukah Tidak Selesaikan Kajian (Panel B).
Panel di B, yang rendah karbohidrat 28 kelompok mata pelajaran yang di 3 bulan, 24 mata pelajaran di 6 bulan, dan 20 mata pelajaran di 12 bulan, dan kelompok diet konvensional-21 mata pelajaran yang di 3 bulan, 18 mata pelajaran di 6 bulan, dan 17 mata pelajaran di 12 bulan. Tanda bintang menunjukkan perbedaan yang signifikan (P <0,05) antara kelompok.
diet atkins
Rabu, 17 Desember 2008
MENUJU MAHASISWA MUSLIM SUKSES
Sukses dapat diartikan sebagai keadaan tercapainya tujuan atau cita-cita. Lawannya adalah gagal, yaitu keadaan tidak tercapainya suatu tujuan atau cita-cita. Sukses di sini masih memiliki arti umum, dalam arti bisa bernilai benar atau salah, tergantung pada pandangan hidup yang mendasari perumusan tujuan dan standar yang digunakan untuk menilai suatu kesuksesan dan kegagalan. Seorang perampok misalnya, dapat dikatakan sukses bila dia berhasil merampok barang yang telah ditargetkannya. Sementara seorang petani, dikatakan sukses bila berhasil melakukan panen dengan hasil yang sesuai dengan harapannya. Jadi, sukses tidak selamanya identik dengan benar. Bisa saja seseorang sukses, namun sebenarnya dia tidak berada di atas kebenaran. Dengan kata lain, hakikatnya dia telah gagal.Yang harus dicari adalah kesuksesan yang sejati, yaitu kesuksesan yang berada dalam jalur kebenaran. Ini hanya terwujud bila seseorang mencapai suatu tujuan yang didasarkan pada pandangan hidup dan standar yang benar. Dan di samping itu, kesuksesan itu harus diraih dengan cara yang benar pula, bukan dengan sembarang cara. Kesuksesan yang diraih lewat jalan yang tidak benar, sebenarnya adalah kesuksesan yang semu dan palsu, bukan kesuksesan yang hakiki. Demikian pula kiranya dengan dunia mahasiswa. Tatkala seseorang ingin menjadi mahasiswa yang sukses dalam kuliahnya, maka pertanyaan kritis yang harus dijawab adalah, apa tujuan dari kuliahnya? Standar-standar serta indikatorindikator apa yang dipakai untuk mengukur tercapainya tujuan itu? Apakah tujuan itu sudah didasarkan pada pandangan hidup yang benar?
Tips manjadi mahasiswa sukses
-
Bangun tidur, berdiri di depan kaca, ucapkan bahwa andalah yang terbaik di kos-kosan ini (Ya soalnya anda sendirian sekarang :D) Kalau anda merasa itu kurang, ucapkan bahwa andalah yang terbaik di kelas anda atau terganteng di kampus anda. Yakinilah bahwa anda adalah manusia pilihan, paling tidak terpilih sebagai wakil desa anda yang bisa kuliah di universitas ini. Atau kalau lebih pede lagi, bilang bahwa andalah makhluk terbaik di muka bumi, ya memang benar, paling tidak dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan
-
Mandi yang bersih, sisir dan rapikan rambut anda. Ambil handphone, bikin senyuman paling manis, foto wajah anda. Ulangi lagi kalau masih kurang enak dilihat. Kalau sampai 10 kali jepretan masih juga kurang enak di lihat, ambil secara acak saja. Mungkin wajah anda memang tidak terlalu enak dilihat
-
Nyalakan komputer, akses internet, nggak usah ke mana-mana, langsung saja buka http://wordpress.com. Buat account blog di sana.
-
Renungi hidup anda, ingat-ingat lagi perjalanan hidup dari kecil sampai sekarang dan apa yang telah anda lakukan. Masuk ke menu administrasi http://wordpress.com, klik Write->Page. Buat tulisan dengan judul About Me, tuliskan resume, kisah hidup dan Curriculum Vitae (CV) anda. Tuliskan “apa saja” seluruh kegiatan anda di sana. Dari lahir, SD, SMP, SMA dan kuliah. Pernah jadi ketua OSIS, sekretaris, bendahara atau pesuruh OSIS? Atau pernah ikutan nyembelih kambing kurban, pernah jadi penjaga masjid, pernah bikin workshop komputer, pernah menang lomba balap karung, cerdas cermat atau lomba gambar di kampung. Tulis semuanya. Kerahkan seluruh ingatan anda, anggap saja nostalgia. Sekali lagi, tulis semua, apapun yang anda lalui di “Page” berjudul About Me tadi. Sudah puas? Klik “Publish“. Kalau ada yang kurang tambahi lagi, kalau merasa halaman itu nggak cukup dan harus tulis dalam OO Writer atau MS Word, copy and paste saja draft tadi. Jangan lupa convert ke PDF dan upload di halaman About Me. Perbaiki terus CV anda setiap ada kegiatan yang anda lakukan, sekecil apapun. Beri juga skrinsyuut kalau diperlukan. Oh ya, foto manis anda tadi jangan lupa dipasang di halaman About Me, kalau pingin contoh, termasuk gimana nempatan CV versi PDF cek di sini deh
-
Sekarang ayok berdiri, jalan ke meja belajar anda. Kenangi kehidupan kampus anda, senangnya ketika diterima di universitas ini, semangatnya ikutan ospek (atau apa ya namanya sekarang?), dosen-dosen anda yang baik dan menyenangkan, nilai mata kuliah anda yang naik turun (yang pasti lebih banyak turunnya ;)), dan mungkin juga teman-teman mahasiswi anda yang sudah menolak cinta anda Kenang semua. Olala, ada kenangan manis disaat anda berjaya dengan satu mata kuliah yang anda senangi, dosennya juga maknyus kalau ngajar, dan anda akhirnya anda mendapatkan berkah nilai A diantara tumpukan nilai C, D dan E.
-
Mata kuliah apa itu ya, yang dulu anda senangi? Cari buku catatan anda, obrak abrik meja belajar untuk nyari buku textbook mata kuliah itu. Ketemu? Oalah anda ternyata jagoan Rekayasa Perangkat Lunak. Ok sekarang lihat lagi tulisan di buku catatan anda yang sudah lusuh. Cocokan dengan buku textbook. Sekarang tulis kenangan anda tentang mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak itu. Jangan tulis yang lain, konsentrasi saja ke satu mata kuliah itu. Tulisan apapun asal berhubungan dengan Rekayasa Perangkat Lunak. Satu topik tulisan cukup 4-6 paragraf saja, jangan kepanjangan. Kalau belum puas, buat lagi topik lain, batasi juga 4-6 paragraf. Nulisnya di Write->Post lho ya, jangan lupa.
-
Kurang bahan? Dulu kayaknya pernah pinjem buku bagus tentang Rekayasa Perangkat Lunak di perpustakaan? Ok, kebetulan dah masuk waktu dhuhur dan makan siang. Jangan lupa mampir dulu untuk sholat dhuhur di masjid samping kos-kosan, dan makan siang di warteg andalan. Ok, genjot sepeda ke kampus, langsung ke perpus. Cari buku kenangan anda tadi. Juga cari banyak berita dan tulisan populer tentang software dan metode pengembangan. Kalau perpus ada internet, balik lagi ke http://wordpress.com anda. Lanjutkan tulisan-tulisan anda.
-
Ops nggak terasa sampai maghrib di perpus. Sholat, makan malam dan pulang. Ingat-ingat deh dulu kayaknya pernah ngerjain Tugas Mandiri berhubungan dengan software? Ok kumpulin file-filenya yuk. Dari mata kuliah apa saja lah, bisa Rekayasa Perangkat Lunak, Dasar Pemrograman, Pemrograman berorientasi Obyek, atau apapun. Kalau ada program yang dulu dibuat juga kumpulin. Dibahas saja program yang pernah dibuat, sekaligus dibagi gratis tuh codenya. Walah bisa jadi satu kategori baru tuh di blog
-
Sebelum tidur, baca bismillah, dan ucapkan syukur hari ini anda sudah melakukan kegiatan yang sangat baik dan produktif, kegiatan yang bisa membanggakan orang tua, teman, tetangga, dan dosen anda. Dan Insya Allah bisa menjadi bekal kontribusi anda ke republik tercinta ini.
-
Bangun pagi, nggak usah kebanyakan tidur, anda bukan bayi lagi Sholat shubuh dan lanjutkan petualangan hidup anda.
-
Sebelum masuk kuliah baca-baca buku dulu deh, hari ini pak dosen mau ngajari apa, siapa tahu bisa jadi bahan tulisan. Kalau ada waktu pagi bikin resume atau rangkuman bab yang pak dosen akan ajar. Insya Allah saya jamin anda akan masuk ke kelas dengan suasana yang berbeda. Anda tidak lagi tidur. Horeeee! Lho kok bisa, ya soalnya anda jadi pingin konfirmasi ke pak dosen, yang anda pahami dari rangkuman tadi bener nggak. Dan anda akan nyimak karena anda berharap bisa jadi bahan tulisan. Ada kemungkinan anda akan lebih pinter dari pak dosen, karena kadang saking sibuknya ngerjain proyek, pak dosen kadang lupa belajar … hihihi. Kalau ada pertanyaan yang nggak bisa dijawab pak dosen, anda angkat tangan saja, bilang bahwa pernah mengupas tuntas masalah itu, sebutkan URL blog anda. Bantu dosen anda jawablah, siapa tahu malah nanti diminta bantu dosen ngerjain proyek atau malah jadi asisten dosen. Cuman jangan galak-galak sama adik kelas yah, jaman dosen bangga karena nggak ngelulusin mahasiswa sudah kuno. Yang trend sekarang dosen gaul, kayak si broer sang dosen flamboyan (ngajar di semua kampus di jakarta bo) dan mbah IMW dari gundar
-
Lanjutkan perdjoeangan. Mudah-mudahan semester ini tumpukan nilai A anda semakin banyak. Dan Insya Allah saya jamin, anda tidak akan kesulitan ngerjain skripsi atau TA di semester akhir. Kok bisa? Ya, anda sudah terbiasa banyak baca dan nulis, ini modal penting bikin skripsi. Logikanya kalau anda banyak nulis, pasti banyak baca tho Jangan lupa untuk submit artikel-artikel anda di IlmuKomputer.Com, prosedurnya ada di sini nih. Ini penting karena kabarnya numpang nampang di IlmuKomputer.Com bisa bawa hoki, bisa dapat jodoh, pekerjaan, project atau ketularan gemuk dari foundernya. Yang pasti bisa bantu ningkatin traffic blog anda
-
Kalau kebiasaan 1-12 anda lakukan sampai anda lulus, Insya Allah anda tidak akan kesulitan mencari pekerjaan. Justru pekerjaan yang akan mencari anda. Tulisan-tulisan anda di blog sudah di-indeks oleh banyak mesin mencari. Bahkan mungkin kalau orang googling dengan keyword “Rekayasa Perangkat Lunak Indonesia“, yang muncul nomor satu adalah blog anda. Anda nggak perlu bawa CV ke mana-mana karena anda sudah tulis di blog anda. Tentu anda akan semakin surprise kalau ada penerbit yang nawarin membukukan tulisan-tulisan Rekayasa Perangkat Lunak yang anda telateni selama ini. Kesempatan jadi dosen bukan mimpi lagi, lha wong yang nulis bukunya anda je. Wajar tho sekalian ngajar ;) Malah anda mungkin sudah ditokohkan oleh masyarakat Indonesia di bidang Rekayasa Perangkat Lunak? Amiiin. Cuman jangan sombong, sombong itu temannya setan
-
Akhirnya, alhamdulillah anda telah sukses melewati kehidupan mahasiswa anda dengan baik. Bukan karena siapa-siapa, tapi karena perdjoeangan anda sendiri, karena tangan anda sendiri, dan tentu saja pertolongan dari yang DIATAS. Jangan lupa, tetap lanjutkan perdjoeangan di kehidupan baru.
INGIN JADI DOSEN YANG BAIK
Ketika ditanya tentang motivasi menduduki jabatan Dekan Fakultas Hukum (FH) UGM, Dr. Marsudi Trihatmojo, LL.M langsung menjawab bajwa dia ingin mengembangkan FH UGM sesuai dengan misi dan visi UGM. �Misi dan visi universitas itu kan menjadi universitas penelitian bertaraf internasional. Jadi, misi itu dilaksanakan juga di tingkat fakultas. Fakultas Hukum ingin pula menjadi fakultas hukum bertaraf internasional�, ujar Pak Marsudi.
Jauh sebelum menjabat Dekan FH UGM, Pak Marsudi berkeyakinan bahwa untuk mengembangkan institusi pendidikan yang baik mesti melalui sebuah perencanaan yang baik pula. Dengan perencanaan diharapkan perkembangan fakultas memiliki arah yang jelas. �Jika tanpa perencanaan biasanya tergantung siapa yang menjadi dekan saat itu. Andai pas dekannya bagus, fakultas pun menjadi baik. Namun, kalau pas dekannya jelek, fakultas juga jelek�, tambah Pak Marsudi.
Menurut Pak Marsudi, selama ini FH UGM kurang memperhatikan pengguanaan IT (information technology). Karena itu, dia ingin memacu penggunaan IT di FH UGM. Keinginannya ini, kebtulan, cepat ditangkap oleh warga FH UGM. �Misal saja, kini semua dosen sudah memiliki e-mail address. Dulu hampir semua dosen kesulitan untuk itu. Lalu kita daftarkan ke Puskom. Sekarang semua dosen sudah punya e-mail address, bahkan ada yang memiliki dua sampai tiga. Selain itu, kini di Fakultas Hukum terpasang WiFi (hot spot), yaitu fasilitas/ jaringan yang lebih memungkinkan bagi pengguna laptop, untuk bisa mengakses di beberapa tempat�, ujar Direktur PT GMUM 2003 2004.
***
Pak Marsudi lahirdi Kulon Progo 29 Mei 1959. Dia adalah adalah anak ketiga dari 10 bersaudara pasangan Marjono Mangkuharjono dan Sudiasih. Masa sekolahnya sempat berpindah-pindah. �Masa kecil berpindah-pindah, tinggal di desa kecil di Purworejo lantas pindah ke Jogjakarta. Masa sekolah saya lalui di SD Lempuyangan, kemudian melanjutkan di SMPN 5 Yogyakarta, sesudah itu terus sekolah di SMAN 1 Teladan, Kuncen�, kenang Pak Marsudi.
Menurut Pak Marsudi, perjalanan hidupnya mengalir begitu saja. Dia merasa semua yang dilewatinya serba kebetulan saja. Hobinya berorganisasi akhirnya membawanya berlabuh di Fakultas Hukum UGM. �Mungkin kebetulan pada waktu SMA, saya menjadi Ketua Pemuda, senang berorganisasi yang membuat peraturan-peraturan. Sejak saat itu saya aktif dalam kegiatan di lingkungan, menjadi pengurus kampung, jadi Sekretraris Panitia, Dan sebagainya. Saya pun senang masuk Fakultas Hukum�.
Seperti sudah suratan, profesi menjadi dosen memang menjadi pilihan akhir yang harus diemban Pak Marsudi. Setelah lulus dari Fakultas Hukum UGM tahun 1985, dia melamar pekerjaan di dua tempat, yaitu LIPI dan UGM. LIPI memberi kesempatan pertama baginya untuk bekerja. Namun selang waktu satu tahun, almamater mengundangnya untuk mendarmabaktikan ilmunya di UGM. �Setelah lulus dari FH UGM saya mendaftar di dua tempat, LIPI dan UGM. Kebetulan diterima dulu di LIPI. Setelah berjalan selama setahun tahun, lantas UGM memanggil saya. Saya kemudian pilih UGM�, ujar Pak Marsudi.
***
Dalam membenahi dan mengembangkan FH UGM, Pak Marsudi mengusahakan komunikasi dengan dosen dan karyawan. Komunikasi itu dilakukan dalam bentuk, yaitu, pertama, Rapat Pimpinan Fakultas. Rapat ini diadakan setiap hari Senin sekitar dua jam, membahas dan mengevaluasi pekerjaan selama seminggu yang lalu dan merencanakan pekerjaan seminggu ke depan. Kedua, Rapat Kerja Fakultas, yaitu rapat dengan unit-unit yang ada di fakultas untuk menyampaikan berbagai permasalahan. �Kita membiasakan mekanisme yang jelas. Dengan demikian, terpantau pekerjaan yang dilakukan, prosesnya sudah selesai atau belum. Kalaupun ada hambatan, diharapkan bisa langsung diselesaikan dalam rapat. Permasalahan apa yang dirasakan di unit bisa semaksimal mungkin langsung ditangani. Mulai dari masalah sarana, prasarana, fisik, (kamar mandi, WC), hingga kegiatan mahasiswa. ,� tambah Pak Marsudi.
Bagi Pak Marsudi semua program adalah prioritas, sama pentingnya. Namun, jika sudah menyangkut kebutuhan dasar maka harus segera diselesaikan. Paling tidak dalam tahun ini. �Secara fisik, misal saja taman harus cepat diselesaikan. Karena dari taman bisa menciptakan suasana akademik nyaman dan kondusif untuk belajar mengajar. Hal-hal yang basic seperti ini harus cepat diselesaikan, tidak tertunda-tunda. Tidak lama lagi ada rencana membenahi ruang-ruang dosen, dikeramik, kemudian ditata bagian yang masih tidak teratur. Mudah-mudahan sebulan ini atau dua bulan bisa selesai,� harap Pak Marsudi.
Tahun depan, Pak Marsudi akan lebih memfokuskan perhatiannya pada pada persoalan sumber daya manusia di FH UGM. �Mudah-mudahan tahun ini semua pembangunan fisik selesai dan tinggal memikirkan peningkatan kualitas yang sesuai dengan rencana. Kalau harapannya sih mudah-mudahan tahun 2010/ 2015 itu, 50 % staf pengajar minimal sudah S3. Kalau sekarang ini masih 25% atau kurang 25% yang S3. Saya push juga dosen untuk program profesoriat. Setahun ini telah dijalankan pula satu siklus jaminan mutu. Sejak dilantik menjadi dekan segera saya siapkan pelaksanaan jaminan mutu. Syukur, program itu sudah berjalan. Progress dan respons dosen cukup bagus. Termasuk pembuatan RPKPS. Pembuatan RPKPS ini kan sering sulit. Sekarang direncanakan betul, diberi insentif untuk pembuatannya. Tahun berikutnya adalah pembuatan bahan ajar. Bahan ajar ini perlu untuk mata kuliah, karena untuk standar kualitas dari satu mata kuliah kan harus sama�, ujar Pak Marsudi.
Bagi Pak Marsudi, saingannya dalam pemilihan dekan dulu bukan untuk ditinggalkan, melainkan untuk diajak bekerja sama. Dia mengajak saingannya menjadi dekan dulu, Dr. Sutanto, S.H., M.S, bersama-sama mengembanghkan FH UGM. Ajakan itu merupakan ajakan ikhlas, sehingga Pak Sutanto pun tidak keberatan menjadi Wakil Pak Marsudi. Kini Pak Sutanto menjabat Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum FH UGM.
Apakah ini berarti Pak Marsudi adalah dosen yang baik? Pembacalah yang harus menilainya. Yang jelas, Pak Marsudi, seperti pengakuannya kepada Kabar UGM, hanya ingin jadi dosen yang baik. Sebuah pernyataan yang sederhana tapi mengandung makna filososfis yang sangat tinggi (wawancara dan penulisan: Ria; editing: Abrar).
Sumber : www.ugm.ac.id/index.php?page=headline&artikel=65
Wahai Dosen, Berbicaralah dengan Bahasa Manusia!
Mungkin itu salah satu tema diskusi ketika bertemu dengan teman-teman dosen di Puskom UNS Solo. Workshop, meskipun dengan undangan mendadak, tapi bak wangsit yang memberi tanda ke insting saya bahwa acara ini wajib saya datangi. Bukan hanya karena telepon mbak Jatu yang merdu yang meminta saya untuk sekalian mabid sambil ngisi liqo di UNS Solo hehehe, atau karena kesabaran mas Kurnia yang ngejar kereta saya dari Boyolali dengan motor bututnya, dan akhirnya berhasil menjemput saya jam dua pagi di Stasiun Balapan Solo, dan juga bukan karena sodoran kertas untuk tanda tangan dari mbak Asih Saya merasa perlu mengajak bapak ibu dosen untuk kembali memperhatikan mahasiswa kita.
Saya sebenarnya dalam keadaan kepenatan yang luar biasa pada waktu itu. Dua hari di Yogyakarta, hari Selasa (19 Agustus 2008) di STMIK Amikom untuk memberi materi tentang kesiapan kerja wisudawan dan Rabu (20 Agustus 2008) ke Universitas Atmajaya Yogyakarta mbantu pak Irya ngompori dosen-dosen untuk membuat eLearning content. Hari ketiga, perjalanan darat selama 5 jam antara Jogja-Purwokerto meluluh lantakkan kekuatan saya, memporak porandakan kemampuan otak kiri saya, membenamkan senyum saya sampai ke titik nadir (halah! ;)). Mandi, sholat, sarungan, datangnya pesan perdjoeangan sang istri dan diskusi dengan para prajurit saya, garda depan Romi Satria Wahono’s Army alhamdulillah membangkitkan kekuatan saya. Revolusi belum selesai bung, perdjoeangan harus tetap dilakukan! Alhamdulillah setelah acara seminar grand opening prodi Teknik Informatika di Unsoed selesai, saya bergegas, meninggalkan kopi ginseng saya ke mas Adnan (thanks om), meloncat ke kereta Bima yang merayap senyap menuju kota Solo.
Kembali ke tema bahasan, saya mengajak bapak ibu dosen di UNS Solo untuk mencoba memikirkan kembali hakekat kita ngajar. Ngajar mahasiswa mengandung makna besar mendidik dan membina generasi muda kita. Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, peran mahasiswa selalu tercatat, menjadi garda depan perubahan, kontribusinya sangat besar dan dominan. Mahasiswa adalah anasirut taghyir alias agen perubahan yang akan mewarnai masa depan dan membentuk karakter suatu bangsa. Bayangkan, pendidikan dan pembinaan orang-orang seperti itu diserahkan ke kita, para dosen dan pendidik. Beban berat yang harus kita pikul dan perlu perdjoeangan untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.
Saya sempat melakukan studi kecil-kecilan, tentang harapan mahasiswa kepada dosennya. Dosen seperti apa yang sebenarnya mereka harapkan. Cukup menakjubkan, bahwa mahasiswa sangat jujur menilai kita. Sebenarnya posting ini adalah satu otokritik kepada diri saya sendiri, karena masih banyak karakter saya yang mungkin tidak diharapkan oleh mahasiswa. Kalau kita simpulkan ada empat karakteristik dosen yang diharapkan mahasiswa, dan jujur saja akan mereformasi dan mengantarkan kita menjadi sosok Dosen 2.0
-
Memiliki Kemampuan Verbal: Pintar jangan untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Bahasa gampangnya, permintaan mahasiswa kepada kita supaya belajar untuk mengajar, dan bukan hanya belajar untuk diri kita sendiri. Dosen diharapkan punya keseimbangan dalam pengetahuan taksit (know-how dan pengalaman lapangan) dan pengetahuan eksplisit (tertulis di textbook dengan berbagai teoritikalnya). Beri mahasiswa lebih banyak pengetahuan taksit karena know-how dan pengalaman lapangan yang kita miliki akan membuka wawasan mereka lebih luas. Memanjang-lebarkan penjelasan ke bahasan yang sudah jelas bin cetho tertulis di buku akan membuat kuliah kita jadi kering, garing dan membosankan. Kebiasaan kita dalam menggunakan bahasa sulit dalam menjelaskan suatu hal juga dikritik, ditambah dengan nafsu untuk memasukkan semua materi kuliah ke slide presentasi. Jangan buat kacamata kita semakin tebal, itu harapan para mahasiswa Mari kita gunakan bahasa manusia yang baik dan benar, dosen datang untuk memahamkan ke mahasiswa, bukan untuk menambah pusing mahasiswa yang sudah pusing dengan tugas mandiri, UTS dan UAS
-
Memiliki Kemampuan Tulis: Kritikan paling tajam adalah kebiasaan kita menggunakan bahasa tulis ala paper yang dingin dan formal. Ngeblog adalah terapi yang sangat efektif mengatasi kelemahan kita yang tidak terbiasa menggunakan bahasa manusia dalam menulis. Posting artikel populer dalam bentuk journal pribadi yang banyak menggunakan ungkapan hati ala blog, akan mereformasi gaya tulisan kita. Menulislah dengan hati, karena kekuatan kata-kata kita akan memberikan motivasi tinggi kepada para mahasiswa dan mahasiswi. Jangan pernah nyontek tulisan orang lain karena itu akan blunder, membuat generalisasi negative image ke semua perilaku kita. Apalagi kalau menerapkan standard ganda dengan membuat tidak lulus mahasiswa yang melakukan copy-paste pada laporan tugas mandirinya. Kegiatan copy-paste mahasiswa kadang harus disikapi dengan bijak, mungkin mereka belum kita ajarkan tentang peraturan APA masalah pengambilan referensi dan pembuatan kutipan. Justru copy-paste yang dilakukan dosen dan pendidik adalah penghianatan besar, membuat damage yang sangat luas ke lingkungan dan kegiatan hina yang tidak termaafkan.
-
Open Mind dan Karakter Berbagi: Terbuka, jujur dan mau menerima kritik adalah sifat penting yang diharapkan mahasiswa ke dosennya. Karakter ringan tangan, senang berbagi ilmu dan project ;), mau bergaul dengan mahasiswa dan bahkan mendekati mereka dengan “bahasa mereka” adalah sifat yang menentramkan mahasiswa. Mahasiswa, selain sebagai murid, juga adalah teman, partner dan customer dari sang dosen. Janganlah dosen bersifat terlalu jaim, jayus apalagi jablai, karena itu akan membuat mahasiswa makin tidak simpatik. Kalau sudah nggak simpatik, sebaik apapun ilmu pengetahuan dan nasehat yang kita berikan akan hancur, musnah dan mahasiswa akan main hati (romi and the backbone) Mari kita menjaga hati mereka dan memberikan janji suci (romi and nuno) kepada para mahasiswa, “wahai para mahasiswaku, senyummu juga sedihmu, adalah hidupku“. Kalau perlu sebutkan dengan ikhlas, “akulah penjagamu, akulah pelindungmu, akulah pendampingmu, di setiap langkah-langkahmu (romi maulana, gigi)“. Dijamin mahasiswa kita pasti klepek-klepek dan mengatakan “everything i do, i do it for you sir …” Kadang mengikuti behavior mereka dengan membuat account friendster dan facebook juga bukan pilihan buruk. Meminta mereka membuat laporan dalam bentuk tulisan lewat fitur blog di friendster kadang saya lakukan untuk men-terapi mahasiswa-mahasiswa saya yang sudah sulit dikendalikan lewat cara konvensional
-
Memiliki Kemampuan Teknis: Cukup mengejutkan bahwa technical skill ternyata bukan hal utama yang diharapkan oleh mahasiswa ke dosennya. Sudah menjadi hal yang jamak bahwa kemampuan teknis khususnya yang berhubungan dengan pengetahuan eksplisit, sebenarnya bisa didapat dari berbagai literatur, buku dan ebook yang didapat dengan mudah oleh mahasiswa lewat internet. Dosen diharapkan oleh mahasiswa untuk jujur, kalau memang nggak ngerti ya bilang saja nggak ngerti, jangan malah muter-muter dan bikin pusing mahasiswa Perlu saya beri catatan khusus, pada jurusan computing, mahasiwa kita kadang punya technical skill yang lebih tinggi daripada kita, misalnya berhubungan dengan programming, troubleshoting, dan trend teknologi. Berkata tidak tahu, adalah suatu hal yang biasa dalam iklim pendidikan di kampus. Mengungkapkan akan mencoba mempelajari masalah itu dan dijadikan bahan diskusi pertemuan pekan depan, adalah jawaban dosen pedjoeang yang jujur dan bertanggungjawab. Sekali lagi, dosen nggak perlu keminter atau merasa lebih pinter daripada mahasiswanya untuk urusan skill teknis. Karakter dosen yang merasa menjadi newbie forever, selalu perlu belajar dan belajar lagi, selalu berdjoeang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, dan berusaha keras menyelesaikan masalah mahasiswanya, adalah karakter wajib, dan sifatnya tidak hanya wajib kifayah, tapi wajib ain
Untuk para dosen, sekali lagi, anak-anak muda, para pembaharu dan penentu masa depan bangsa ada di depan kita. Kitalah yang menentukan apakah mereka akan menjadi seorang pemimpin besar, mujaddid besar, dan ilmuwan besar, yang akan memperbaiki republik ini. Dan jangan lupa, bahwa bahwa kita jugalah yang akan membuat mereka menjadi penjahat dan koruptor besar yang akan memporak porandakan republik ini. Pilihan ada di tangan kita, para dosen.
Untuk para mahasiswa, beri kami kesempatan untuk berbenah dan memperbaiki diri. Insya Allah kami akan berusaha menjadi pembimbing dan pendidik yang baik untuk anda sekalian. Kami tidak menginginkan apapun dari kalian semua, selain harapan supaya mahasiswa tetap komitmen untuk belajar dan berdjoeang keras, serta pantang menyerah. Hentikanlah sikap main-main, selalu jaga karakter serius dan profesional dalam kegiatan berhubungan dengan tugas belajar. Bersikaplah seperti layaknya seorang ksatria dan agen perubahan, yang akan mengantarkan republik ini ke jalan yang lebih baik.
Tetap dalam perdjoeangan!
(*) Artikel ini juga diterbitkan oleh detik.com dengan judul yang sama dan redaksional yang sedikit berbeda
Sumber : www.romisatriawahono.net, diakses tanggal18 Desember 2008
Anak yang Baik
Menjadi anak yang baik itu tidak sesederhana membalikkan telapak tangan. Saya tidak ingin menyebutnya ‘susah’, karena khawatir akan menanamkan sugesti negatif dalam benak para pembaca artikel ini, namun rasanya juga tidak tepat jika mengatakannya sebagai pekerjaan yang gampang. Sampai detik ini pun saya masih meraba-raba bagaimana cara terbaik memposisikan diri sebagai anak.
‘Birrul walidain’ (berbakti kepada orang tua) adalah bab yang tak mungkin dipisahkan dari agama Islam. Itulah salah satu ajaran fundamental dalam agama Islam (apakah dengan demikian setiap Muslim yang amat berbakti pada orang tua juga layak untuk disebut ‘fundamentalis’?). Ajaran ini ditegaskan oleh Rasulullah saw. berulang kali, dan digarisbawahi pula di dalam Al-Qur’an dalam banyak ayat.
Cukuplah kisah Mush’ab bin Umair ra. sebagai gambaran pentingnya berbakti kepada orang tua. Ketika Mush’ab bin Umair ra. – saat itu adalah pemuda paling parlente, ganteng, cerdas, dan digemari oleh kaum perempuan Mekkah – memutuskan untuk mengikuti ajaran Muhammad saw. dengan resiko melarat, maka tampillah sang ibunda sebagai penentang yang paling gigih. Tidak hanya menentang, ia bahkan tega memenjarakan anaknya sendiri agar ia kembali ke agama nenek moyangnya.
Mush’ab ra. paham betul bahwa berbakti kepada orang tua adalah suatu prinsip yang mesti ditegakkan. Oleh karena itu, beliau tidak membuang imannya, namun juga tidak memberikan perlawanan terhadap ibunya. Beliau membiarkan dirinya dikurung dan menjalankan ibadahnya dengan tenang di dalam kurungan itu.
Suatu hari, ibunya yang sudah lelah memaksanya untuk murtad menemuinya dan mengatakan akan bunuh diri saja jika Mush’ab ra. masih keras kepala. Mush’ab ra. – meski demikian cintanya pada ibunya – menegaskan bahwa jika sang ibunda memiliki seratus nyawa, dan seratus nyawa itu melayang satu per satu, maka ia akan tetap pada keimanannya. Jika ibunya keras kepala, maka anaknya yang satu ini malah lebih keras kepala lagi.
Satu pelajaran penting dapat kita tarik dari kisah Mush’ab ra. dan ibunya. Salah satu masalah terbesar yang dialami seorang anak (dan setiap anak) dalam hubungannya dengan orang tuanya muncul karena ibu-bapaknya adalah juga manusia. Mereka 100% manusia, bukan makhluk yang bersih dari kekurangan. Seorang ayah bukanlah pahlawan serbabisa (meskipun kita mengharapkannya demikian), sementara seorang ibu bukanlah malaikat yang serbalembut (meskipun kita mengharapkannya demikian). Seorang ayah hanyalah seorang lelaki biasa, dan ibu hanyalah perempuan biasa. Mereka memiliki kekurangan, baik kecil dan besar, baik yang sudah mendarah daging atau yang muncul sewaktu-waktu saja akibat khilaf.
Kasus Mush’ab ra. adalah kasus yang amat ekstrem, di mana orang tua (bahkan ibunda, yang semestinya kita hormati tiga kali lebih banyak daripada ayah) memiliki ‘kekurangan’ yang amat parah (yaitu kekafiran), bahkan memaksa anaknya untuk ikut terjerumus dalam kesesatan yang sama. Meski demikian, prinsip berbakti pada orang tua tetap dijunjung tinggi.
Kita (baik yang sudah menjadi orang tua ataupun yang baru berstatus ‘anak’ saja) harus menyadari bahwa menjadi anak yang baik itu cukup rumit, karena keadaannya memang tidak sederhana. Di masyarakat kita berkembang paradigma bahwa anak yang baik itu adalah yang menurut pada orang tua. Kita pun belajar untuk mengikuti segala perintah orang tua demi mendapatkan gelar ‘anak baik’ tersebut.
Akan tetapi, ketika kita bertambah dewasa, setelah kita mampu menilai baik-buruknya segala hal, kita akan menemukan bahwa ternyata orang tua yang sering ‘memerintah’ kita itu ternyata hanya manusia biasa yang sering keliru. Tidak semua perintahnya benar dan pantas untuk dituruti. Salah adalah salah, tidak peduli siapa yang memerintahkannya, termasuk juga orang tua.
Saya ingat pernah melihat seorang anak SD di sebuah angkot yang mengalami dilema akibat perbuatan ibunya. Anak itu baru saja menandaskan minumannya dari sebuah kantung plastik, dan ia bertanya pada ibunya kemana ia harus membuang sampahnya. Ia cemberut ketika ibunya menyuruhnya untuk membuang saja sampahnya ke bawah jok angkot. Ia menggeleng dan meremas plastik tadi, dan terus saja menyimpannya di dalam tangannya yang kecil. Ia tahu bahwa perintah ibunya tadi salah. Barangkali gurunya di sekolah telah berhasil mendoktrinnya untuk membuang sampah pada tempatnya. Bagaimana pun, saya bisa melihat dengan jelas betapa hatinya tidak nyaman melihat kenyataan bahwa ibunya telah menganjurkannya untuk membuang sampah sembarangan. Terjadi konflik nilai dalam batinnya. Sekolah mengajarinya begini (dan ia sudah cukup cerdas untuk menyadari bahwa ajaran itu benar), namun ibunya mengajarinya begitu. Ini hanyalah sebuah contoh sederhana dari dilema yang dihadapi seorang anak ketika mengetahui kenyataan bahwa orang tuanya memiliki banyak kelemahan.
Tapi itulah kenyataannya. Kadang-kadang menjadi anak itu menyakitkan. Kita semua pernah mengalaminya, dan sudah pasti memahaminya. Sayang, banyak yang melupakan pengalaman masa kecilnya begitu saja ketika dirinya sudah menjadi orang tua. Begitu banyak orang yang mengulangi kesalahan orang tuanya sendiri. Ia tidak suka dengan suatu perlakuan orang tuanya, namun ia melakukan hal yang sama pada anaknya sendiri.
Kita tahu bahwa semua orang tua (yang normal) tidak menginginkan keburukan apa pun pada anak-anaknya. Mereka hanya khilaf ketika berbuat salah pada anak. Sayangnya, anak-anaknya itu kadang kurang mampu memahami bahwa orang tuanya hanyalah manusia yang tidak bersih dari kesalahan, namun mereka cukup mampu untuk merasakan sakit.
Seorang teman pernah bertanya pada saya, “Mengapa ajaran agama hanya menyuruh kita untuk berbuat baik pada orang tua, seolah-olah mereka selalu benar?” Ia kemudian menyitir ayat :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(Q.S. Luqman [31] : 14)
Ibunda telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah. Kedua orang tua sudah mengorbankan banyak hal demi anak-anaknya. Lalu bagaimana jika kedua orang tua berbuat salah? Ya, justru itulah! Ayat di atas tidak menutup kemungkinan tersebut. Jika orang tua berbuat salah (dan pasti berbuat salah), maka anaknya pun mesti berusaha keras memberi maaf. Ya, tentu saja mereka banyak kekurangan, tapi bukankah pengorbanannya juga banyak?
Anak yang baik harus sering-sering memaafkan orang tuanya.
wassalaamu’alaikum wr. wb.
Sumber : akmal.multiply.com