Rabu, 17 Desember 2008

INGIN JADI DOSEN YANG BAIK

Ketika ditanya tentang motivasi menduduki jabatan Dekan Fakultas Hukum (FH) UGM, Dr. Marsudi Trihatmojo, LL.M langsung menjawab bajwa dia ingin mengembangkan FH UGM sesuai dengan misi dan visi UGM. �Misi dan visi universitas itu kan menjadi universitas penelitian bertaraf internasional. Jadi, misi itu dilaksanakan juga di tingkat fakultas. Fakultas Hukum ingin pula menjadi fakultas hukum bertaraf internasional�, ujar Pak Marsudi.

Jauh sebelum menjabat Dekan FH UGM, Pak Marsudi berkeyakinan bahwa untuk mengembangkan institusi pendidikan yang baik mesti melalui sebuah perencanaan yang baik pula. Dengan perencanaan diharapkan perkembangan fakultas memiliki arah yang jelas. �Jika tanpa perencanaan biasanya tergantung siapa yang menjadi dekan saat itu. Andai pas dekannya bagus, fakultas pun menjadi baik. Namun, kalau pas dekannya jelek, fakultas juga jelek�, tambah Pak Marsudi.

Menurut Pak Marsudi, selama ini FH UGM kurang memperhatikan pengguanaan IT (information technology). Karena itu, dia ingin memacu penggunaan IT di FH UGM. Keinginannya ini, kebtulan, cepat ditangkap oleh warga FH UGM. �Misal saja, kini semua dosen sudah memiliki e-mail address. Dulu hampir semua dosen kesulitan untuk itu. Lalu kita daftarkan ke Puskom. Sekarang semua dosen sudah punya e-mail address, bahkan ada yang memiliki dua sampai tiga. Selain itu, kini di Fakultas Hukum terpasang WiFi (hot spot), yaitu fasilitas/ jaringan yang lebih memungkinkan bagi pengguna laptop, untuk bisa mengakses di beberapa tempat�, ujar Direktur PT GMUM 2003 2004.

***

Pak Marsudi lahirdi Kulon Progo 29 Mei 1959. Dia adalah adalah anak ketiga dari 10 bersaudara pasangan Marjono Mangkuharjono dan Sudiasih. Masa sekolahnya sempat berpindah-pindah. �Masa kecil berpindah-pindah, tinggal di desa kecil di Purworejo lantas pindah ke Jogjakarta. Masa sekolah saya lalui di SD Lempuyangan, kemudian melanjutkan di SMPN 5 Yogyakarta, sesudah itu terus sekolah di SMAN 1 Teladan, Kuncen�, kenang Pak Marsudi.

Menurut Pak Marsudi, perjalanan hidupnya mengalir begitu saja. Dia merasa semua yang dilewatinya serba kebetulan saja. Hobinya berorganisasi akhirnya membawanya berlabuh di Fakultas Hukum UGM. �Mungkin kebetulan pada waktu SMA, saya menjadi Ketua Pemuda, senang berorganisasi yang membuat peraturan-peraturan. Sejak saat itu saya aktif dalam kegiatan di lingkungan, menjadi pengurus kampung, jadi Sekretraris Panitia, Dan sebagainya. Saya pun senang masuk Fakultas Hukum�.

Seperti sudah suratan, profesi menjadi dosen memang menjadi pilihan akhir yang harus diemban Pak Marsudi. Setelah lulus dari Fakultas Hukum UGM tahun 1985, dia melamar pekerjaan di dua tempat, yaitu LIPI dan UGM. LIPI memberi kesempatan pertama baginya untuk bekerja. Namun selang waktu satu tahun, almamater mengundangnya untuk mendarmabaktikan ilmunya di UGM. �Setelah lulus dari FH UGM saya mendaftar di dua tempat, LIPI dan UGM. Kebetulan diterima dulu di LIPI. Setelah berjalan selama setahun tahun, lantas UGM memanggil saya. Saya kemudian pilih UGM�, ujar Pak Marsudi.

***

Dalam membenahi dan mengembangkan FH UGM, Pak Marsudi mengusahakan komunikasi dengan dosen dan karyawan. Komunikasi itu dilakukan dalam bentuk, yaitu, pertama, Rapat Pimpinan Fakultas. Rapat ini diadakan setiap hari Senin sekitar dua jam, membahas dan mengevaluasi pekerjaan selama seminggu yang lalu dan merencanakan pekerjaan seminggu ke depan. Kedua, Rapat Kerja Fakultas, yaitu rapat dengan unit-unit yang ada di fakultas untuk menyampaikan berbagai permasalahan. �Kita membiasakan mekanisme yang jelas. Dengan demikian, terpantau pekerjaan yang dilakukan, prosesnya sudah selesai atau belum. Kalaupun ada hambatan, diharapkan bisa langsung diselesaikan dalam rapat. Permasalahan apa yang dirasakan di unit bisa semaksimal mungkin langsung ditangani. Mulai dari masalah sarana, prasarana, fisik, (kamar mandi, WC), hingga kegiatan mahasiswa. ,� tambah Pak Marsudi.

Bagi Pak Marsudi semua program adalah prioritas, sama pentingnya. Namun, jika sudah menyangkut kebutuhan dasar maka harus segera diselesaikan. Paling tidak dalam tahun ini. �Secara fisik, misal saja taman harus cepat diselesaikan. Karena dari taman bisa menciptakan suasana akademik nyaman dan kondusif untuk belajar mengajar. Hal-hal yang basic seperti ini harus cepat diselesaikan, tidak tertunda-tunda. Tidak lama lagi ada rencana membenahi ruang-ruang dosen, dikeramik, kemudian ditata bagian yang masih tidak teratur. Mudah-mudahan sebulan ini atau dua bulan bisa selesai,� harap Pak Marsudi.

Tahun depan, Pak Marsudi akan lebih memfokuskan perhatiannya pada pada persoalan sumber daya manusia di FH UGM. �Mudah-mudahan tahun ini semua pembangunan fisik selesai dan tinggal memikirkan peningkatan kualitas yang sesuai dengan rencana. Kalau harapannya sih mudah-mudahan tahun 2010/ 2015 itu, 50 % staf pengajar minimal sudah S3. Kalau sekarang ini masih 25% atau kurang 25% yang S3. Saya push juga dosen untuk program profesoriat. Setahun ini telah dijalankan pula satu siklus jaminan mutu. Sejak dilantik menjadi dekan segera saya siapkan pelaksanaan jaminan mutu. Syukur, program itu sudah berjalan. Progress dan respons dosen cukup bagus. Termasuk pembuatan RPKPS. Pembuatan RPKPS ini kan sering sulit. Sekarang direncanakan betul, diberi insentif untuk pembuatannya. Tahun berikutnya adalah pembuatan bahan ajar. Bahan ajar ini perlu untuk mata kuliah, karena untuk standar kualitas dari satu mata kuliah kan harus sama�, ujar Pak Marsudi.

Bagi Pak Marsudi, saingannya dalam pemilihan dekan dulu bukan untuk ditinggalkan, melainkan untuk diajak bekerja sama. Dia mengajak saingannya menjadi dekan dulu, Dr. Sutanto, S.H., M.S, bersama-sama mengembanghkan FH UGM. Ajakan itu merupakan ajakan ikhlas, sehingga Pak Sutanto pun tidak keberatan menjadi Wakil Pak Marsudi. Kini Pak Sutanto menjabat Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum FH UGM.

Apakah ini berarti Pak Marsudi adalah dosen yang baik? Pembacalah yang harus menilainya. Yang jelas, Pak Marsudi, seperti pengakuannya kepada Kabar UGM, hanya ingin jadi dosen yang baik. Sebuah pernyataan yang sederhana tapi mengandung makna filososfis yang sangat tinggi (wawancara dan penulisan: Ria; editing: Abrar).

Sumber : www.ugm.ac.id/index.php?page=headline&artikel=65

Tidak ada komentar:

Posting Komentar